Kenali tipe Saxophone
Bagi para pemula, barangkali akan kesulitan membedakan jenis-jenis saxophone. Sekilas orang awam seluruh jenis saxophone akan terlihat sama, padahal kenyataannya sangat berbeda. Jenis saxophone ada banyak. Yang paling populer adalah saxophone alto dan tenor, diikuti dengan bariton dan sopran.
Saxophone alto dan tenor bisa menjadi pilihan bagi pemula. Untuk anak kecil, alto barangkali alternatif terbaik. Alto membutuhkan lebih sedikit udara ketika ditiup. Letak not-notnya juga berdekatan sehingga orang-orang bertangan kecil tidak sulit menggunakannya.
Saxophone sopran lebih tinggi nadanya dibandingkan alto. Ini memang membuatnya membutuhkan lebih sedikit udara ketika ditiup, namun pemula akan kesulitan mendapatkan intonasi yang baik, khususnya saat ingin menjangkau register yang lebih tinggi. Hal serupa juga akan dialami saat memainkan saxophone bariton. Nada-nada lebih tinggi sulit didapatkan, sementara nada-nada yang lebih rendah membutuhkan banyak udara.
Sesuaikan dengan budget
Pilih Saxophone bekas atau baru? Soal budget tentu berbicara. Kebanyakan para pemula tidak mempertimbangkan opsi pembelian saxophone bekas. Saxophone baru dapat meningkatkan kepercayaan diri, sebab biasanya para pemula melihat tampilan luar dan masih kurang mempersoalkan suara yang dihasilkan. Membeli saxophone baru juga menjadi jaminan tersendiri, karena kita tampaknya tidak akan perlu memberikan perawatan ekstra hingga beberapa waktu.
Namun bukan berarti tidak ada risiko membeli saxophone baru. Kualitas satu saxophone dengan yang lain mungkin saja berbeda sekalipun dari vendor yang sama. Kecenderungan perusahaan memproduksi saxophone dalam jumlah besar sangat mungkin mengorbankan kualitas. Untuk itu, pastikan membeli saxophone di toko saxophone profesional.
Bagi yang memiliki budget lebih terbatas, saxophone bekas dapat menjadi alternatif. Dari segi kualitas sebuah horn bekas sangat dimungkinkan memiliki kualitas baik, tentu jika dirawat dengan baik oleh pemilik sebelumnya. Hal lain yang juga menarik dari saxophone bekas adalah pengerjaan dan bahannya yang berkualitas baik. Hanya saja, mengetahui bagaimana kondisi saxophone yang layak membutuhkan pengetahuan khusus. Tidak ada salahnya, mengajak orang yang sudah berpengalaman dengan alat musik tiup satu ini saat ingin membeli saxophone bekas.
Pilih Saxophone bekas atau baru? Soal budget tentu berbicara. Kebanyakan para pemula tidak mempertimbangkan opsi pembelian saxophone bekas. Saxophone baru dapat meningkatkan kepercayaan diri, sebab biasanya para pemula melihat tampilan luar dan masih kurang mempersoalkan suara yang dihasilkan. Membeli saxophone baru juga menjadi jaminan tersendiri, karena kita tampaknya tidak akan perlu memberikan perawatan ekstra hingga beberapa waktu.
Namun bukan berarti tidak ada risiko membeli saxophone baru. Kualitas satu saxophone dengan yang lain mungkin saja berbeda sekalipun dari vendor yang sama. Kecenderungan perusahaan memproduksi saxophone dalam jumlah besar sangat mungkin mengorbankan kualitas. Untuk itu, pastikan membeli saxophone di toko saxophone profesional.
Bagi yang memiliki budget lebih terbatas, saxophone bekas dapat menjadi alternatif. Dari segi kualitas sebuah horn bekas sangat dimungkinkan memiliki kualitas baik, tentu jika dirawat dengan baik oleh pemilik sebelumnya. Hal lain yang juga menarik dari saxophone bekas adalah pengerjaan dan bahannya yang berkualitas baik. Hanya saja, mengetahui bagaimana kondisi saxophone yang layak membutuhkan pengetahuan khusus. Tidak ada salahnya, mengajak orang yang sudah berpengalaman dengan alat musik tiup satu ini saat ingin membeli saxophone bekas.
Apa sih yang membedakan antara saxophone model student , saxophone model professional dan model custom ?
Pertanyaan ini terus menerus membuatku penasaran dan akhir nya saya menemukan beberapa jawaban nya dari pengalaman meniup beberapa merek produk....
Saat pertama saya belajar meniup saxophone, merek yang pertama saya pakai adalah Yamaha YAS 23 Alto, karena belum ada skill dan pengalaman tiup / embouchure yang mumpunin alhasil kualitas tone yang dihasilkan kurang memuaskan alias "cempreng", dan ujung ujungnya adalah menyalahkan ke merek tersebut, apalagi ditambah omongan luar: itu adalah saxophone student model, yang versi pro /custom tidak akan cempreng...benarkah itu ?
Menurut pengalaman saya setelah mencoba komparasi antar produk baik itu yang Student model ataupun Professional / Custom model, perbedaan nya adalah di :
1. Dynamic range di setiap product berbeda beda, cakupan sound lebih lebar, lebih tebal dan gemuk tone nya, itu semua ada di saxophone kelas Professional / Custom (bahan material dan proses pembuatan) sedangkan untuk kelas student, sound nya agak tipis - kurang berbobot, untuk masalah sound yang "cempreng" itu karena skill tiup nya belum mantap - jadi masalah "cempreng" bukan karena produk tetapi masalah "skill".
Professional Model: Julius Keilwerth SX90R
Yanagisawa WO37
Selmer Action Super 80
2. Perbedaaan di "Durability" antara kelas Pro dan Student,
- Pro lebih kuat, tidak gampang bocor, bahan material lebih bagus, quality control dan finishing product lebih terjamin, lebih ringan, harga mahal
- Student, memakai bahan material yang standard, tekanan untuk fingering dibuat lebih mudah, barang sedikit lebih berat, harga lebih terjangkau, misal : Yamaha 23, Selmer Bundy, King 613 / Cleveland, Vito, Chateau, Roy Benson.
Student Model : Roy Benson AS 202A
Yamaha YAS 23
Selmer Prelude AS700 Alto
3.Custom Model, dipesan khusus di pabrikan dengan beberapa customized misal pemilihan di warna suara (bright / dark), bahan material yang berbeda (hi end), finishing dengan ukiran / warna khusus, harga lebih terjangkau karena tidak ada branding dan memangkas jaringan distribusi (direct sales to customer).
Salah satu contoh saxophone alto professional custom model dengan spesifikasi : bahan neck nya "Cupronickel" ( 75% copper, 25% nickel - bahan yg lebih mahal dari brass), Bell nya dari nickel (tidak diplating ), Body nya itu warna yang didapat dari proses khusus, bukan lacquer - Brass yang diproses ventifikasi dan double arm di katup penutup nya.
Pertanyaan : Untuk pemula, model mana yang harus saya pilih ?
Kembali ke masing masing orang, kalo dari segi budget tidak ada masalah, silakan saja langsung naik ke model professional tapi mesti diingat : seorang pemula akan banyak melakukan kesalahan saat proses awal belajar yang kadang akan mengakibatkan kerusakan pada saxophone, misal : saat membuka mouthpiece dengan terburu buru biasanya akan merusak" Neck-Octave Key (penyok / patah), meletakkan saxophone ke stand terburu buru - jatuh dan penyok di "Bow", kadang malas membersihkan / me-lap setelah selesai - akan cepat korosi. Seandainya itu Saxophone model Pro yang harganya di atas Rp 25jtaan - sakit banget...he..he..
Dan yang terpenting adalah apakah hobi Anda akan bertahan lama karena proses untuk mahir membutuhkan keuletan / komitmen dan waktu yang lumayan panjang.
Saxophone model student biasanya harus di "Overhaur" / "turun mesin" / sound bocor sekitar 1.5- 2 tahun atau lebih singkat dan itu membutuhkan biaya lumayan (kisaran 1-1.5jt - Full Overhaul), Saxophone model Pro kisaran 3-5 tahun.
Dari pengalaman saya sendiri, saya lebih suka memulai dari model student, suatu saat upgrade ke model Professional, kita akan bisa membedakan dari segi sound, kenyamanan fingering, ringan, dll.
Proses upgrade ini akan menjadi suatu pengalaman yang tak terlupakan dan sangat bermanfaat untuk pengetahuan mengenai produk saxophone.
Setelah mantap dan menguasai semua teknik memainkan saxophone, baru deh upgrade ke model Pro ( juga bisa untuk manggung) sedangkan yang model student tetap bisa dipakai buat latihan.
Jangan berharap anda membeli model Pro suatu hari saat jual hanya rugi sedikit....harga bisa drop sekitar 30% - 50% kecuali Anda membeli tipe saxophone yang keluaran limited edition / Rare atau yang jarang ada di market dengan brand yang terkenal, model seperti ini harga nya juga luar biasa ( kecuali anda mau menjadi Collector Saxophone).
Hitungan saya adalah dengan memanfaatkan saxophone model student, setelah itu saya berhasil / mahir memainkan alat tiup ini artinya semua sudah BEP alias balik modal, tidak ada gunanya beli saxophone yang Pro / Rare tapi the end nya hanya bisa sebatas tiup do-re-mi, he...he...
Menurut pribadi saya kemampuan / skill bermain harus seimbang dengan model produk tersebut.
Ok....ini semua kembali ke persepsi masing masing...Anda yang punya duit....Lets Do It...
Next....Artikel Mouthpiece.....