Kamis, 26 November 2015

Tips membeli saxophone bagi pemula


  
Kenali tipe Saxophone

Bagi para pemula, barangkali akan kesulitan membedakan jenis-jenis saxophone. Sekilas orang awam seluruh jenis saxophone akan terlihat sama, padahal kenyataannya sangat berbeda. Jenis saxophone ada banyak. Yang paling populer adalah saxophone alto dan tenor, diikuti dengan bariton dan sopran.

Saxophone alto dan tenor bisa menjadi pilihan bagi pemula. Untuk anak kecil, alto barangkali alternatif terbaik. Alto membutuhkan lebih sedikit udara ketika ditiup. Letak not-notnya juga berdekatan sehingga orang-orang bertangan kecil tidak sulit menggunakannya.

Saxophone sopran lebih tinggi nadanya dibandingkan alto. Ini memang membuatnya membutuhkan lebih sedikit udara ketika ditiup, namun pemula akan kesulitan mendapatkan intonasi yang baik, khususnya saat ingin menjangkau register yang lebih tinggi. Hal serupa juga akan dialami saat memainkan saxophone bariton. Nada-nada lebih tinggi sulit didapatkan, sementara nada-nada yang lebih rendah membutuhkan banyak udara.

Sesuaikan dengan budget

Pilih Saxophone bekas atau baru? Soal budget tentu berbicara. Kebanyakan para pemula tidak mempertimbangkan opsi pembelian saxophone bekas. Saxophone  baru dapat meningkatkan kepercayaan diri, sebab biasanya para pemula melihat tampilan luar dan masih kurang mempersoalkan suara yang dihasilkan. Membeli saxophone baru juga menjadi jaminan tersendiri, karena kita tampaknya tidak akan perlu memberikan perawatan ekstra hingga beberapa waktu.

Namun bukan berarti tidak ada risiko membeli saxophone baru. Kualitas satu saxophone  dengan yang lain mungkin saja berbeda sekalipun dari vendor yang sama. Kecenderungan perusahaan memproduksi saxophone dalam jumlah besar sangat mungkin mengorbankan kualitas. Untuk itu, pastikan membeli saxophone di toko saxophone profesional.

Bagi yang memiliki budget lebih terbatas, saxophone bekas dapat menjadi alternatif. Dari segi kualitas sebuah horn bekas sangat dimungkinkan memiliki kualitas baik, tentu jika dirawat dengan baik oleh pemilik sebelumnya. Hal lain yang juga menarik dari saxophone bekas adalah pengerjaan dan bahannya yang berkualitas baik. Hanya saja, mengetahui bagaimana kondisi saxophone yang layak membutuhkan pengetahuan khusus. Tidak ada salahnya, mengajak orang yang sudah berpengalaman dengan alat musik tiup satu ini saat ingin membeli saxophone bekas.

Apa sih yang membedakan antara saxophone model student , saxophone model professional dan model custom ?

Pertanyaan ini terus menerus membuatku penasaran dan akhir nya saya menemukan beberapa jawaban nya dari pengalaman meniup beberapa merek produk....

Saat pertama saya belajar meniup saxophone, merek yang pertama saya pakai adalah Yamaha YAS 23 Alto, karena belum ada skill dan pengalaman tiup / embouchure yang mumpunin alhasil kualitas tone yang dihasilkan kurang memuaskan alias "cempreng", dan ujung ujungnya adalah menyalahkan ke merek tersebut, apalagi ditambah omongan luar: itu adalah saxophone student model, yang versi pro /custom tidak akan cempreng...benarkah itu ?

Menurut pengalaman saya setelah mencoba komparasi antar produk baik itu yang Student model ataupun Professional / Custom model, perbedaan nya adalah di :

1. Dynamic range di setiap product berbeda beda, cakupan sound lebih lebar, lebih tebal dan gemuk tone nya, itu semua ada di saxophone kelas Professional / Custom (bahan material dan proses pembuatan) sedangkan untuk kelas student, sound nya agak tipis - kurang berbobot, untuk masalah sound yang "cempreng" itu karena skill tiup nya belum mantap - jadi masalah "cempreng" bukan karena produk tetapi masalah "skill".

Professional Model: Julius Keilwerth SX90R

Yanagisawa WO37

Selmer Action Super 80

2. Perbedaaan di "Durability" antara kelas Pro  dan Student,
  • Pro lebih kuat, tidak gampang bocor, bahan material lebih bagus, quality control dan finishing product lebih terjamin, lebih ringan, harga mahal
  • Student, memakai bahan material yang standard, tekanan untuk fingering dibuat lebih mudah, barang sedikit lebih berat, harga lebih terjangkau, misal : Yamaha 23, Selmer Bundy, King 613 / Cleveland, Vito, Chateau, Roy Benson.
Student Model : Roy Benson AS 202A

Yamaha YAS 23

Selmer Prelude AS700 Alto

3.Custom Model, dipesan khusus di pabrikan dengan beberapa customized misal pemilihan di warna suara (bright / dark), bahan material yang berbeda (hi end), finishing dengan ukiran / warna khusus, harga lebih terjangkau karena tidak ada branding dan memangkas jaringan distribusi (direct sales to customer).





Salah satu contoh saxophone alto professional custom model dengan spesifikasi : bahan neck nya "Cupronickel" ( 75% copper, 25% nickel - bahan yg lebih mahal dari brass), Bell nya dari nickel (tidak diplating ), Body nya itu warna yang didapat dari proses khusus, bukan lacquer - Brass yang diproses ventifikasi dan double arm di katup penutup nya.

Pertanyaan : Untuk pemula, model mana yang harus saya pilih ?

Kembali ke masing masing orang, kalo dari segi budget tidak ada masalah, silakan saja langsung naik ke model professional tapi mesti diingat : seorang pemula akan banyak melakukan kesalahan saat proses awal belajar yang kadang akan mengakibatkan kerusakan pada saxophone, misal : saat membuka mouthpiece dengan terburu buru biasanya akan merusak" Neck-Octave Key (penyok / patah), meletakkan saxophone ke stand terburu buru - jatuh dan penyok di "Bow", kadang malas membersihkan / me-lap setelah selesai - akan cepat korosi. Seandainya itu Saxophone model Pro yang harganya di atas Rp 25jtaan - sakit banget...he..he..


Dan yang terpenting adalah apakah hobi Anda akan bertahan lama karena proses untuk mahir membutuhkan keuletan / komitmen dan waktu yang lumayan panjang.

Saxophone model student biasanya harus di "Overhaur" / "turun mesin" / sound bocor sekitar 1.5- 2 tahun atau lebih singkat dan itu membutuhkan biaya lumayan (kisaran 1-1.5jt - Full Overhaul), Saxophone model Pro kisaran 3-5 tahun.



Dari pengalaman saya sendiri, saya lebih suka memulai dari model student, suatu saat upgrade ke model Professional, kita akan bisa membedakan dari segi sound, kenyamanan fingering, ringan, dll.
Proses upgrade ini akan menjadi suatu pengalaman yang tak terlupakan dan sangat bermanfaat untuk pengetahuan  mengenai produk saxophone.
Setelah mantap dan menguasai semua teknik memainkan saxophone, baru deh upgrade ke model Pro ( juga bisa untuk manggung) sedangkan yang model student tetap bisa dipakai buat latihan.

Jangan berharap anda membeli model Pro suatu hari saat jual hanya rugi sedikit....harga bisa drop sekitar 30% - 50% kecuali Anda membeli tipe saxophone yang keluaran limited edition / Rare atau yang jarang ada di market dengan brand yang terkenal, model seperti ini harga nya juga luar biasa ( kecuali anda mau menjadi Collector Saxophone).

Hitungan saya adalah dengan memanfaatkan saxophone model student, setelah itu saya berhasil / mahir memainkan alat tiup ini artinya semua sudah BEP alias balik modal, tidak ada gunanya beli saxophone yang Pro / Rare tapi the end nya hanya bisa sebatas tiup do-re-mi, he...he...


Menurut pribadi saya kemampuan / skill bermain harus seimbang dengan model produk tersebut.

Ok....ini semua kembali ke persepsi masing masing...Anda yang punya duit....Lets Do It...

Next....Artikel Mouthpiece.....

Selasa, 24 November 2015

Belajar Saxophone, Apakah sulit ?



Belajar Saxophone, Apakah Sulit?

Tak ada jenis alat musik di dunia ini yang tak bisa dipelajari, khususnya alat musik Saxophone. Sama seperti mempelajari jenis alat musik lainnya, belajar alat musik Saxophone juga membutuhkan teknik- teknik dasar yang perlu Anda ketahui. Beberapa teknik belajar saxophone yang harus dikuasai diantaranya Embouchure, Tounguing, Breathing (teknik pernapasan), Fingering, dll.

Cukup mudah jika Anda benar- benar mau berlatih dalam memainkannya! Yang penting ada "NIAT" dan dilakukan dengan hati gembira.

Embouchure berasal dari bahasa Perancis yang berarti mulut sungai. Teknk ini mendeskripsikan formasi antara rahang, otot- otot sekitar mulut, rahang, gigi dan bibir. Hal ini tentu akan mempengaruhui kestabilan Anda dalam meniup Saxophone. Jika dilakukan dengan baik, teknik ini akan menghasilkan tone yang baik sehingga Anda mampu mengontrol setiap bunyi yang keluar.



Teknik dasar lain yang tak kalah penting adalah Tounge. Teknik ini direalisasikan dengan cara menyentuhkan ujung lidah dengan ujung reed, sambil mengucapkan kata “dah” sesaat ketika ujung lidah menyentuh ujung reed.

Kaori Kobayashi


Teknik Breathing ( teknik pernapasan ) juga tak kalah penting. Teknik ini memungkinkan Anda mengontrol intensitas pernapasan selama memainkan alat musik Saxophone
Pada umumnya, teknik dalam pernapasan yang baik adalah menggunakan napas perut dan pernapasan dada, yang berarti bagian perut mampu menampung 12 liter udara, sedangkan dada hanya menampung 5 liter udara.

Untuk cara berlatih pernafasan, anda bisa menyimak pengertian di bawah ini:
  • Cara Bernafas Perut. Tarik napas melalui mulut lalu simpan ke dalam perut, sehingga perut cenderung membesar, lalu keluarkan napas dengan mendesis secara perlahan dan berulang – ulang.
  • Cara Bernafas Dada. Tarik napas melalui mulut lalu simpan ke dalam dada, sehingga dada membesar, lalu keluarkan napas dengan mendesis secara perlahan seakan dada memompa udara keluar sebagian.
Pernapasan perut adalah cara yang paling bagus untuk anda, karena pernapasan perut mampu mengeluarkan udara yang lebih kuat dan panjang, sedangkan pernapasan dada hanya boleh digunakan dalam keadaan medesak, saat kita mengambil napas dengan cepat.

Fingering

Harus disiplin menggunakan teknik agar kecepatan, akurasi dan halus setiap klep yang ditekan tidak berbunyi.

Cara berlatih agar fingering menjadi baik :

Jarak jari dengan tuts/klep harus tetap dekat dengan tuts, agar tidak ada jarak bila jari tidak menekan tuts.
Melatih nada tertentu secara berulang-ulang yang posisinya sulit seperti C ke D, C# ke D, D# ke E, F ke F#, F ke G#, F# ke G#, G# ke A, G kw A#, G# ke A#, A# ke B, A# ke C, B ke C dll
Melatih nada2 chord seperti C - E - G - C, C - F, A, C, D, G, B, D dan patern/etude/scale al blues (C-D#-F-F#-G-A#), pentatonic (C-D-E-G-A-C).


Altissimo Fingering

Mempelajari not altissimo : pakailah Mouthpiece dengan opening tips yang agak besar misal ukuran 7 ( 0.080 ) dan ukuran reeds sekitar 2-2.5, tentu nya skill Embouchure juga sangat penting....
Teknik meniupkan not altissimo berbeda dengan tiupan not standard pada umumnya.

Sigh Reading dan Primavista

Membaca not balok merupakan salah satu persyaratan dalam bermain musik, karena membaca not balok merupakan media untuk bermain saxophone secara group dengan instrument musik lainnya (band,ensemble, orchestra) agar serasi, akurat dan sesuai arrangement yang diharapkan oleh arranger, composer & conductor.
Primavista yaitu keakurasian dalam membaca not balok secara langsung dan cepat, jadi untuk mampu menguasai primavista harus berlatih membaca not balok setiap harinya (minimal 30 menit).



Selain itu membaca not balok bermanfaat untuk mengenal dan mempelajari lagu lagu standard,pop dan jazz dari buku buku musik manapun dan mempelajari scale, patern dan contoh improvisasi dari buku buku.




Note : Artikel tulisan ini diambil dari berbagai sumber

Senin, 23 November 2015

Kehidupan baruku dengan Saxophone


Inilah  logo profilku sebagai penggemar dalam hobi alat tiup : "Saxophone", sekarang ini saya memulai dengan kehidupan baruku yaitu "back to music" khusus nya dengan instrument musik Saxophone.
Tulisan saya ini saya persembahkan bagi "Newbie" khususnya  pemula pecinta saxophone dan sebagian merupakan hasil rangkuman dari berbagai sumber yang bisa dipercaya - mohon maaf jika mengutip dari sumber lain - yang penting essential nya....
Saya sendiri mengalami bagaimana dari proses menyukai - masa jenuh - pemilihan produk sampai bagaimana mempelajari not, dll, ternyata tidak segampang yang dikira tapi karena memang sudah niatan, semua hambatan bisa dilewati dengan mudah.
Selain dikutip dari berbagai sumber lain, tulisan ini juga  berdasarkan pengalaman selama  menekuni instrument saxophone, saya percaya dengan berbagi melalui tulisan ini, akan semakin menambah ilmu /wawasan mengenai seluk beluk instrument saxophone ini.

YAS-23 Alto Saxophone untuk pemula
Tahun 2005 masih ori made in Japan


Ini ceritaku....

Gambar saxophone diatas adalah Saxophone pertamaku, merek Yamaha YAS23 masih made in Japan, di tahun 2005 saya benar benar masih sangat awam dan belum mengenal komunitas / group saxophone, jadi untuk membeli saxophone yang jelas dan bergaransi resmi hanya di show room Yamaha - Gatot Subroto. Menurut pribadi saya sendiri di tahun tersebut dari segi finishing hanya Yamaha yang paling bagus, sesuai dengan harga nya juga, beberapa merek seperti "Jxxxx" atau merek cina lainnya terlihat agak kasar finishing nya sedangkan merek seperti Selmer  (Pro) terlalu mahal dan belum waktu nya untuk pemula.
Awal menyukai saxophone di tahun 2005, pertama kali telinga terpancing mendengarkan alat tiup ini, sound tone nya enak dan mantap, penampilan saat meniup keren dan dari bentuknya menurutku sangat "Vintage", selain kemahiran dalam hal Fingering, kemampuan mengolah nafas juga sangat penting, jadi jika Anda ingin bermain dengan optimal, kesehatan stamina harus bagus, cobain aja kalo badan lagi capek, mau niup aja nggak kuat, baca not berantakan.
Setelah membeli produk ini, saya memutuskan untuk mengikuti program kursus yang ditawarin Yamaha Music School, saya  mengikuti kursus ini hanya beberapa bulan karena kesibukan dan lokasi tempat kursus dan tempat kerja yang lumayan jauh, setelah itu saya belajar otodidak sendiri, dengan bantuan CD lagu playalong semakin memotivasi saya untuk belajar (saat ini saya baru menyadari proses belajar otodidak ku banyak yang salah...he..he).


Belajar bermain saxophone secara otodidak ataupun pemula, tentunya harus mempunyai skill dasarnya terlebih dahulu, tidak mungkin harus memulai dengan meniup saja. 

Tahun 2006 untuk pertama kali nya saya menonton pertunjukan Java Jazz di JCC - Senayan, suatu pengalaman yang tak terlupakan.
Saxophone saat ini populer dimainkan dalam permainan Jazz, beberapa nama pemain saxophone international masa kini yang terkenal adalah Dave Koz, Kenny G, Richard Elliot, Eric Marienthal, Sadao Watanabe,dan Kenny Garrett.


Hanya bertahan 1 tahun dengan hobi ini karena kesibukan pekerjaan saat itu dan akhirnya saya memutuskan menjual saxophone ku (saya jual juga karena kondisi tone mulai bocor akibat jatuh).


Tahun 2009 - telinga saya terpanggil kembali oleh frekwensi tone nya saxophone, saat itu saya bergelut di bisnis penjualan peralatan studio rekaman / DAW di Mangga Dua Mall, setiap melakukan upload instrument Saxophone dari file VST Instrument di Cubase 4, telinga saya selalu mengingat frekwensi suara tersebut dan saat itu saya mulai tergoda lagi dengan alat instrument ini.
Saya memutuskan membeli merek Yamaha dengan tipe yang sama yaitu YAS 23 tapi kali ini Made in Indonesia - sudah tidak beredar yang made in Japan, sound tone sama aja, finishing nya juga sama, beda di perlengkapan asesories nya.

Berbekal ilmu pas pasan dari kursus Yamaha Vol 1, saya mecoba untuk mempelajari ulang dari awal, karena saya sendiri berbisnis peralatan rekaman, saya juga mengoleksi lagu lagu CD Playalong dan customized recording sendiri, lagu lagu CD Playalong sangat memotivasi saya untuk kembali wake up dan belajar.


Kembali lagi...perjalanan waktu menyukai alat tiup ini hanya sampai 2 tahun, jenuh dan tidak tahu apa yang mesti dipelajari, koleksi CD lagu playalong hampir semua sudah dicobain....saya memutuskan selesai dengan hobi ini dan menjual saxophone karena sudah tidak dipakai.
Dan pada masa itu saya tergila gila  dengan olah raga sepeda balap (www.allengozalicycling.blogspot.co.id).

YAS-23 Alto Saxophone untuk pemula
Made in Indonesia

Oktober 2015 saya sekali lagi kembali terpanggil oleh instrument musik ini.......kenangan masa indah saat meniup beberapa lagu Jazz di cd playalong, akhirnya saya memutuskan kembali ke dunia saxophone dan akan lebih serius menekuni nya.

Sejarah Saxophone,


Saxophone ditemukan ± 160 tahun yang lalu oleh seorang ahli pembuat alat musik dan musisi berbakat berkebangsaan Belgia yang bernama Antoine-Joseph (Adolphe) Sax. Kemudian pada tanggal 20 Maret 1846, Saxophone didaftarkan hak patennya untuk pertama kali.
Pada tahun 1842 Adolphe Sax pindah ke Paris dan mulai memperkenalkan saxophone ke seluruh dunia. Selanjutnya dia membuat dan memperkenalkan 14 jenis saxophone yang dibedakan berdasarkan ukuran dan pitch, diantaranya adalah Eb sopranino, F sopranino, Bb soprano, C soprano, Eb alto, F alto, Bb tenor, C tenor, Eb baritone, Bb bass, C bass, Eb contrabass, F contrabass, sedangkan sisanya yang lain jarang digunakan.

Jenis saxophone yang pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas adalah C bass. Saxophone ini diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh seorang komposer terkenal yang bernama Hector Belioz.


Tujuh puluh lima tahun sejak ditemukannya Saxophone, akhirnya saxophone mulai digunakan pada musik-musik dansa. Saxophone di-desain untuk memiliki tone yang lembut, halus, dan seimbang. Itu sebabnya saxophone dapat melangkapi suara terompet, drum, dan hiruk pikuk orang yang berbicara di sekitar band-band dansa pada awal abad 20. Mouthpiece saxophone dibuat lebih kecil dan lebih paralel, hal itu membuat suara saxophone terdengar lebih keras dan sangat cocok untuk musik jazz dan dansa. Sejak proses metamorfosis ini saxophone menjadi salah satu alat utama dalam musik jazz.

Berdasarkan perjalanan sejarah perkembangan saxophone di atas, maka dalam mempelajari saxophone tidak dapat mengabaikan proses perjalanan sejarah musik jazz dan musik-musik dansa. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah :
Saxophone merupakan salah satu alat musik yang terbilang masih muda, dibandingkan dengan jenis alat musik tiup lainnya seperti flute, oboe, clarinet, bassoon, dan sebagainya.



 Note : Artikel tulisan ini diambil dari berbagai sumber